Jumat, 06 Mei 2016

KU HAPUS KAMU DENGAN BISMILLAH



 Maafkan jika aku bukan permata yang bersinar dihati mu
Pengharapan mu begitu tinggi padaku bahkan tak terjangkau aku untuk turun dan bersarang dihati mu

Buat ku....
Kamu menyanjung ku dengan sangat egois
Padahal aku tak membutuhkan itu dari mu
Yang aku butuhkan hanyalah sebuah persahabatan tanpa bisa membalas perasaan lebih mu

Jangan perlakukan aku semulia pikiran mu
Aku hanya seorang teman baik yang tulus mendengarkan curahan hati sepi mu
Tidak bisakah kamu membatasi ruang hati mu dan menyekatnya dengan kaca hingga kita tak bersentuhan dan mencinta ?

Karena aku nyaman memandang mu dari sini tanpa harus menyentuh mu dan masuk ke dalam kehidupan mu, apalagi ke dalam kalbu mu
Kamu memiliki hati yang baik dan menempatkan aku begitu sempurna dalam mata mu

Tolonglah nanti kamu kecewa...!

Apakah aku harus pergi dengan cara seperti ini dan menghapus kamu dengan kata Bismillah ?
Karena ketakutan ku atas cinta yang kamu miliki padaku....
Cinta yang egois menurut ku

Aaahh sayang sekali kamu tak mau mengerti
Kamu memaksa ku untuk mengerti kamu tapi kamu tak mau mengerti aku

Kamu memaksa ku untuk pergi padahal aku sebenarnya nyaman bersama mu....
Tapi cinta mu itu menakutkan aku....
Mengungkung ku...
Memata matai ku...
Mencurigai ku...
Aku tak bisa menerima perlakuan mu....

Hanya berharap....
Jangan begitu keras pada dirimu
Demi mengharap sinar terang dari ku
Demi mengharap seonggok hati untuk kamu memiliki aku
Hingga kamu menakutkan aku....
Meluluh lantakkan kenyamanan hati ku...

 Maafkan aku.....
Jika kamu tak akan bisa memiliki aku untuk cinta egois mu
Hanya bisa menjadi sahabat hati mu , jika kamu mau....
Atau maafkan aku....

Ku hapus kamu dengan Bismillah....

IKTIQAD DALAM MENGESAKAN AFA'AL ALLAH

                                    






















MAKHLUK TIDAK BERZAT, MAKHLUK TIDAK BERSIFAT, MAKHLUK TIDAK BERASMA', MAKHLUK TIDAK BERAFA'AL SEKIRANYA JIKA ALLAH TIDAKTAJALLIKAN ZAT SIFAT ASMA' DAN PERBUATANNYA ITU...


Bicara Ujud ialah bicara Zat...
Sebenar - benar yang wujud hanya Allah Yang Esa.

Dipandang pada keEsaannya tiada tuhan tiada hamba, yang ada hanyalah keEsaanNya...
Allah telah mencipta makhluk adalah untuk memperkenalkan dirinya...
Allah telah mentajallikan zatnya kepada sifatNya, dari sifatnya ditajallikan asma'Nya, dari asma'Nya dizahirkan afa'alNya..
Pentajalian atau penzahiran dari zat Allah hinggalah kepada Afa'alNya itulah yang dipanggil sebagai makhluk Allah...
Allah zahirkan zat sifat asmak dan afa'alNya, Penzahiran zat sifat asma' dan afa'al Allah inilah yang dipanggil makhluk..
Makhluk tetap bersifat dengan sifat aslinya iaitu bersifat dengan sifat yang mustahil atau berlawanan bagi Allah......... Segala sifat yang wajib kepada Allah yang ternyata kepada makhluk sebenarnya sifat Allah yang telah ditajallikan oleh Allah untuk memperkenalkan dirinya semata mata ..
Ingatlah...!
Iktikad sebagai makhluk setelah ditajallikan Afa'al Allah ..
Tuhan menciptakan makhluk dengan pentajalian afa'al Nya dan dalam penciptaan makhluk itu Tuhan telah meletakkan keupayaan melakukan perbuatan. Perbuatan makhluk adalah ciptaan Tuhan bukan perbuatan Tuhan. Makhluk menggunakan bakat dan keupayaan yang Tuhan bekalkan kepada mereka bukan makhluk menggunakan perbuatan Tuhan untuk melakukan perbuatan. Perbuatan Tuhan tidak bersamaan dengan perbuatan makhluk. Tuhan menciptakan makhluk dan sifat-sifat mereka tetapi Tuhan bukanlah alat kepada sifat-sifat tersebut. Tuhan yang menciptakan perbuatan tetapi bukanlah Tuhan yang bergerak dalam pancaindera makhluk untuk melahirkan perbuatan.
Kedua-dua nilai iaitu ketaatan dan keengkaran ada dalam diri manusia, dalam takdir yang Tuhan pertaruhkan pada manusia. Tuhan meletakkan di dalam takdir manusia itu sesuatu yang unik, iaitu keupayaan atau bakat untuk membuat pilihan. Memilih untuk berbuat taat atau berbuat maksiat merupakan bakat asasi manusia yang dkurniakan oleh Tuhan. Ia merupakan takdir yang Tuhan tentukan sejak azali dan ia juga termasuk dalam perkara Qadak dan Qadar. Bakat memilih itulah yang melahirkan usaha, perasaan, fikiran, pertimbangan dan tindakan. Semua itu adalah sifat atau bakat fitrah manusia. Kebolehan manusia membuat pilihan tidak sedikit pun mencabar kehendak Tuhan kerana memang kehendak Tuhan menjadikan manusia berkeupayaan membuat pilihan, tetapi Tuhan yang memegang kemutlakan. Dia berkuasa menggunakan Kuasa Mutlak-Nya menurut kehendak-Nya tanpa terikat dengan bakat manusia yang Dia sendiri takdirkan begitu.
Memang benar Tuhan telah mengadakan ketentuan sejak azali, tetapi ia bukan seperti yang kita fikirkan, sangkakan, khayalkan dan angankan. Apa sahaja yang pada sisi Tuhan tetap tidak serupa dengan apa yang terlintas pada fikiran, khayalan, angan-angan dan perasaan manusia. Sebab itulah iman yang paling tinggi adalah iman siddiqin, iman tanpa hujah tanpa takwil.
Tidak ada sesiapa yang boleh menjadikan takdir untuk berbuat jahat. Iblis telah meletakkan kesalahan kepada takdir lalu dia menjadi durhaka, kafir dan dilaknati oleh Tuhan, dibuang jauh daripada keampunan-Nya dan ditutup jalan untuk kembali kepada-Nya. Adam a.s mengakui kesalahan dirinya, tidak menyalahkan takdir, dan memohon keampunan dari Tuhan. Tuhan mengampunkan Adam as. Dan menyelamatkannya. Percaya kepada takdir secara yang ditunjukkan oleh Adam a.s adalah benar beriman kepada Qadak dan Qadar. Percaya kepada takdir seperti yang telah ditunjukkan oleh iblis bukanlah beriman kepada Qadak dan Qadar yang disuruh oleh Tuhan.
BUKAN ALLAH NYATAKAN SEGALA ZAT SIFAT ASMA' DAN AFA'ALNYA UNTUK DISEKUTUKAN ANTARA PERBUATAN MAKHLUK DAN PERBUATANNYA TETAPI UNTUK DIESAKAN DIDALAM BENTUK YANG KITA PANGGIL TAUHID - MENGESAKAN ALLAH...
Wallahua'lam

BACAAN DZIKIR PAGI DAN PETANG

  اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ       *A'uudzu billaahi minas...